Di postingan kali ini aku akan membahas tentang perhitungan Compressing Algorithm untuk menyetarakan dinamika agar tidak terlampau jauh. Tentu saja dengan plugins Compressor pada DAW.
Postingan ini membahas perhitungan sederhana dalam Compressing berkas audio. Kita akan berkutat dengan gelombang & nilai desibel, terlepas dari nilai Attack, Release
Postingan ini membahas perhitungan sederhana dalam Compressing berkas audio. Kita akan berkutat dengan gelombang & nilai desibel, terlepas dari nilai Attack, Release
Untuk lebih mudahnya akan saya beri contoh agar lebih gampang memahami kerja dari Compressor. Pada gambar di bawah ini ada 2 gelombang yaitu Gelombang A, dan Gelombang B, dengan keterangan sebagai berikut :
Gelombang A dengan nilai Peak -8 dB
Gelombang B dengan nilai Peak -14 dB
Jangan sampai lupa nilai -8 dB > -14 dB jangan sampai terbalik !!!
Nah yang dimaksud dengan dinamika adalah rentang / gap antara nilai Peak tertinggi dan terendah, jika terlampau jauh maka bunyi yg dihasilkan akan terkesan naik turun. Untuk itulah diperlukan Compressor.
Range sebelum di kompres = 14 dB – 8 dB maka hasilnya adalah 6 dB
Set Parameter dari Compressor seperti ini :
Threshold = -20 dB
Ratio = 3 : 1
Gelombang A dengan nilai Peak -8 dB
Gelombang B dengan nilai Peak -14 dB
Jangan sampai lupa nilai -8 dB > -14 dB jangan sampai terbalik !!!
Nah yang dimaksud dengan dinamika adalah rentang / gap antara nilai Peak tertinggi dan terendah, jika terlampau jauh maka bunyi yg dihasilkan akan terkesan naik turun. Untuk itulah diperlukan Compressor.
Range sebelum di kompres = 14 dB – 8 dB maka hasilnya adalah 6 dB
Set Parameter dari Compressor seperti ini :
Threshold = -20 dB
Ratio = 3 : 1
Perhitungannya menjadi demikian =
Gelombang A
Peak -8 dB dengan threshold -20 dB, berarti Gelombang A sudah melewati Threshold sebanyak
20 – 8 = 12 dB
Dengan nilai Ratio 3 : 1, maka sinyal yang melewati batas threshold menjadi
12 x 1 / 3 atau 12 : 3 yaitu 4 dB
Sehingga sinyal yang terbuang (Reduction) adalah
12 – 4 = 8 dB
Jadi Gelombang A setelah mengalami proses kompresi menjadi bernilai
Peak -8 dB dikurangi 8 dB maka sinyalnya menjadi -16 dB
JADI NILAI PEAK GELOMBANG A SETELAH DIKOMPRES MENJADI = -16 dB
Gelombang B
Peak -14 dB dengan threshold -20 dB, berarti Gelombang A sudah melewati Threshold sebanyak
20 – 14 = 6 dB
Dengan nilai Ratio 3 : 1, maka sinyal yang melewati batas threshold menjadi
6 x 1 / 3 atau 6 : 3 yaitu 2 dB
Sehingga sinyal yang terbuang (Reduction) adalah
6 – 2 = 4 dB
Jadi Gelombang B setelah mengalami proses kompresi menjadi bernilai
Peak -14 dB dikurangi 4 dB maka sinyalnya menjadi -18 dB
JADI NILAI PEAK GELOMBANG B SETELAH DIKOMPRES MENJADI = -18 dB
Range setelah dikompres = 18 dB – 16 dB maka hasilnya adalah 2 dB
Maka dinamikanya menjadi lebih rapat :)
Semoga postingan ini bermanfaat, Don’t forget to say thanks by leave a comment ^^
Readmore...
Gelombang A
Peak -8 dB dengan threshold -20 dB, berarti Gelombang A sudah melewati Threshold sebanyak
20 – 8 = 12 dB
Dengan nilai Ratio 3 : 1, maka sinyal yang melewati batas threshold menjadi
12 x 1 / 3 atau 12 : 3 yaitu 4 dB
Sehingga sinyal yang terbuang (Reduction) adalah
12 – 4 = 8 dB
Jadi Gelombang A setelah mengalami proses kompresi menjadi bernilai
Peak -8 dB dikurangi 8 dB maka sinyalnya menjadi -16 dB
JADI NILAI PEAK GELOMBANG A SETELAH DIKOMPRES MENJADI = -16 dB
Gelombang B
Peak -14 dB dengan threshold -20 dB, berarti Gelombang A sudah melewati Threshold sebanyak
20 – 14 = 6 dB
Dengan nilai Ratio 3 : 1, maka sinyal yang melewati batas threshold menjadi
6 x 1 / 3 atau 6 : 3 yaitu 2 dB
Sehingga sinyal yang terbuang (Reduction) adalah
6 – 2 = 4 dB
Jadi Gelombang B setelah mengalami proses kompresi menjadi bernilai
Peak -14 dB dikurangi 4 dB maka sinyalnya menjadi -18 dB
JADI NILAI PEAK GELOMBANG B SETELAH DIKOMPRES MENJADI = -18 dB
Range setelah dikompres = 18 dB – 16 dB maka hasilnya adalah 2 dB
Maka dinamikanya menjadi lebih rapat :)
Semoga postingan ini bermanfaat, Don’t forget to say thanks by leave a comment ^^